Untukmu
Ada banyak alasan mengapa aku memutuskan jadi penulis. Ada banyak hal yang tidak bisa aku utarakan dengan bicara. Aku lebih suka menulis dan menunjukkan perasaanku melalui tulisan daripada perbincangan. Tapi bukan soal ini aku menulis. Aku berharap kamu baik-baik saja. Berharap kamu bahagia dengan siapapun kamu memulai hubungan.
Terima kasih atas semua waktu, perbincangan, kebersamaan, dan perjumpaan yang pernah kita lewati bersama. Mungkin aku terlalu dungu untuk bisa memahami apa yang terjadi di antara kita. Mungkin aku juga terlalu naif berharap bahwa ini adalah yang paling akhir. Mungkin sebenarnya aku juga tidak menyadari bahwa kebersamaan kita nisbi sia-sia. Tapi bukankah kehidupan soal itu? Soal menyadari kedhaifan diri lantas menertawakannya dengan lantang.
Agak susah mencerna perpisahan. Kita tidak lagi bersama, kita mungkin akan menjadi asing satu sama lain. Perpisahan bagiku seringkali berlaku seperti tamparan. Kamu tak merasakan sakit ketika peristiwa itu terjadi. Ia baru terasa pedih setelahnya. Semoga kamu menikmati lagu ini. Jika kita terpaksa berpisah di sini, selamat tinggal. Semoga bahagia.
Pada waktu yang lain, kesempatan yang berbeda, dan kondisi yang lebih baik aku berharap kita bisa bertemu lagi. Sebagai karib.
Doa baik untukmu.
Komentar
Posting Komentar