Ada Cinta Dengan Apa?



Mereka bilang kisah Rangga dan Cinta itu berakhir bahagia. Benar, tapi bagi siapa? Saya kira kisah Ada Apa Dengan Cinta adalah tragedi. Mengapa kita merayakan bersatunya orang lain setelah ia berpisah dengan pasangannya? Apa salah tunangan Cinta sehingga ia mesti diperlakukan seperti itu?
Dan bukankah Rangga jahat? Mengapa kejahatan mesti diberi akhir yang bahagia? Apakah ini keadilan yang kita anggap benar. Seseorang memutuskan pergi tanpa penjelasan, menyakiti seseorang, memperlakukan ia seperti benda, lantas memohon untuk bisa bersama kembali. Ketika mereka akhirnya bersama, Cinta mengkhianati pasangannya, Rangga menyakiti orang lain yang tak ia kenal. Lalu kalian sebut ini akhir yang indah?
Saya tak ingin seperti Rangga. Seingin apapun saya untuk kembali dengan kekasih saya terdahulu, saya tak tega mesti menyakiti orang lain. Bukankah, seperti Rangga (bukan rupa atau hidupnya) sayalah yang meminta perpisahan? Membuat kesalahan? Lantas menyakiti orang lain? Mengapa kemudian saya mesti merasa diri layak mendapatkan kebahagiaan? Terlebih dengan merebut kebahagiaan orang lain?
Rangga itu jahat dan selayaknya penjahat ia mesti dihukum. Jika kemudian ia merasakan penderitaan, sesak karena rindu, dan penyesalan mendalam. Itu harga yang pantas. Lagipula, jika ia tak merasa perlu menjelaskan alasan perpisahan, mengapa ia meminta kesempatan? Ini tidak adil. Bagi Cinta, pasangan Cinta, dan mereka yang telah berusaha memperbaiki kerusakan yang dibuat Rangga.
Saya bahkan tak mengerti mengapa saya menulis ini. Saya hanya merasa film ini memberikan pesan yang salah. Kamu bisa menyakiti seseorang, menyakitinya dengan demikian hebat, lantas jika kamu punya cukup nyali minta maaf, kamu bisa merebut orang itu kembali dengan menyakiti orang lain. Lantas kalian akan bahagia kembali. Gampang amat, enak saja, kamu menyakiti orang, lantas berharap baik-baik saja setelahnya?
Kamu tidak bisa memperbaiki sesuatu yang telah rusak hanya dengan maaf. Kamu tidak bisa berharap sesuatu kembali menjadi baik hanya karena kamu memohon pengampunan. Perasaan manusia tidak semurah itu. Yang kamu sakiti itu manusia. Kamu semestinya merasakan penderitaan, bukan lantas dengan enak saja merebut kebahagiaan orang lain, seseorang yang telah menyintas, hanya karena kamu merasa masih mencintainya.
Itu bukan akhir yang bahagia. Apa yang dilakukan Rangga pada Cinta adalah kesalahan, kebahagiaan macam apa yang dipuji dan dipuja dari penderitaan yang lain? Saya menolak ini. Setelah apa yang ia lakukan, setelah apa yang ia perbuat. Semestinya Rangga menderita. Ia layak merasakan itu. Seperti saya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PIDATO TERAKHIR KETUA SEMA FPD UNMA (MUSYWA 2012)

Sejarah Desa Pilangsari Kec. Jatitujuh Majalengka

5 Kritik buat Film GGS ( Ganteng-ganteng Serigala)

Bedanya Wanita yang Sudah Menikah dengan yang belum Menikah

Rupa-rupa Diuk dina Basa Sunda