Surat Terbuka untuk Pak Jokowi



SURAT TERBUKA UNTUK PAK JOKOWI
Selamat sore Pak Presiden... sudah sampai ke istana? Atau masih diperjalanan?
Oh iya ma’af Pak, saya nulis surat ini karena tadi waktu Bapak Kunjungan ke Majalengka saya tidak bisa bertemu bapak langsung, ya bapak tahu sendiri lah kami tidak boleh mendekat bahkan dilarang mendekat sama mas-mas yang badannya 10 senti melebihi tinggi badan saya, yang pake seragam batik itu tuh.. siapa siapa.. nah iya Paspampres maksud saya..
Sebelumnya perkenalkan dulu pak, saya adalah wartawan magang di sebuah surat kabar harian lokal. Saya juga masih tercatat sebagai mahasiswa semester ahir (meskipun jalan menuju kelulusan saya agak kelam) di salah satu universitas di Majalengka. Bukan Pak, bukan berharap di undang makan ke istana. Saya nulis surat ini tulus, asli (tanpa bahan pengawet apalagi pemanis buatan) ingin bercerita perihal kota Kami tercinta ini..
Iya pak, saya tidak begitu tahu keseluruhan Kota eh kabupaten (maksudnya sebentar lagi jadi kota) Majalengka ini, apalah saya ini Pak, Cuma sisa cengek dari gorengan yang engga dimakan.. halah..
Pak Presiden yang terhormat langsung saja ya...
Kedatangan bapak ke kawasan BIJB (Kertajati, Majalengka) naik pesawat ya Pak? Waduh sayang sekali, kenapa ga lewat jalur darat? Iya sih itu hak bapak, mungkin bapak punya alasan kenapa lebih memilih lewat udara. Tapi pak kalau bapak lewat darat, nanti ada dua alternatif pilihan jalan mana yang akan bapak tempuh.
Pertama bisa masuk lewat Desa Kertajati, Cuma kalau bapak lewat kesitu saya khawatir perjalanan bapak tidak akan nyaman, soalnya kondisi permukaan jalan kurang rata (kalau tidak mau dikatakan jelek). Saya juga ga tau kenapa jalur itu belum diperbaiki, atau mungkin sudah diperbaiki tapi rusak lagi oleh kendaraan-kendaraan proyek yang lalu lalang. Nanti bapak bisa tanya langsung, saya punya teman disana.
Nah pilihan kedua lewat Desa Bantarjati, kalau milih jalur ini rada mendingan pak, kerusakannya lebih sedikit dibanding pilihan pertama.
Oh iya, gimana tanggapan bapak mengenai progres pembangunan BIJB? Katanya bapak rada kecewa ya karena prosesnya lambat? (http://www.radarcirebon.com/presiden-jokowi-kecewa-pembangunan-bijb-kertajati-masih-lambat.html). Atau bapak mendapat laporan sebaliknya dari orang-orang yang ada di sekeliling bapak? Jangan-jangan mereka bilang ke Bapak tidak ada hambatan yang berarti dalam proses pembangunannya.
Pak Jokowi yang baik..
Bapak pernah mendengar tidak mengenai pembebasan lahan warga, kalau ada sebuah desa yang sebagian warganya menolak untuk dipindahkan karena beberapa hal? ( Sebenarnya mereka tidak menolak Pak, (saya pernah konfirmasi langsung) toh ini demi kepentingan bersama. Asal keinginan mereka diakomodir. Apa? Mereka juga bilang sudah semua lahan warga dibebaskan? Hemmm...
Pak Presiden...
Tadi pagi semua orang sibuk menyambut kedatangan bapak, ada pak polisi disepanjang jalan, terlebih di setiap perempatan atau pertigaan yang dekat dengan lokasi. Namun, saya merasa ada yang terkesan berlebihan pak. Ceritanya begini, saya diminta mengantar ibu untuk berobat ke dokter praktek.. sesampainya disana tentu saja banyak pasien yang sudah mengantri tapi Dokter yang bertugas belum juga muncul. Asistennya bilang “Bapak ga ada, lagi ikut ngumpul di acaranya pa Jokowi” ahirnya semua pasien yang sudah mendaftar, menunggu hendak berobat lebih memilih pulang. Nah kan aneh pak,..
Gini.. gini.. kenapa saya bilang aneh! Oke lah saya faham mungkin maksud dokter tersebut ingin melihat dan menghargai orang nomor satu di negeri ini, tapi kan tidak harus begitu juga dengan mengorbankan kepentingan masyarakat. Terlebih mereka itu dokter puskesmas pak, bahkan ada yang berstatus PNS yang dibayar oleh uang rakyat. Dengan tidak adanya mereka di lokasi, bapak tetap datang kan? Ga ada pengaruh.. lagipula dengan mereka tidak datang bukan berarti mereka tidak menghargai bapak.
Bukan hanya itu, semua infrastruktur dibuat terkesan berlebih, seolah-olah ingin terlihat sempurna. Jalan berlubang ditambal, diperbaiki, rumput-rumput disepanjang jalan bahkan di lapang dirapihkan (Itu seharusnya dilakukan rutin) bukan malah ada anggapan ketika bapak mau datang, semua infrastruktur diperbaiki.
Sudah pak, sekian dulu surat dari saya.. sebenarnya banyak hal yang ingin saya ceritakan pak Presiden, tapi mungkin lain waktu saja.. sesekali kita ngopi bersama di meja panjang didalam ruangan dimana diruangan itu ada foto berukuran besar bapak dengan pak JK.
Oh iya pak, pas bapak pulang ke Jakarta bapak pasti sudah dapat info dari ajudan atau dari Kang Teten kalau ada ledakan bom di Sarinah, semoga bapak bisa tetap berpikir tenang, fokus pak fokus hari ini kan batas waktu Freeport menawarkan Divestasi. (atau jangan-jangan isu bapak ke BIJB juga akan kalah dengan isu bom)
Kapan-kapan berkunjung kesini sendiri ya pak, jangan bawa protokoler jangan bilang juga sama pemkab setempat, saya yakin bapak pasti kaget!
Wassalam.. Dari saya yang tadi diusir Paspampres..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PIDATO TERAKHIR KETUA SEMA FPD UNMA (MUSYWA 2012)

Sejarah Desa Pilangsari Kec. Jatitujuh Majalengka

5 Kritik buat Film GGS ( Ganteng-ganteng Serigala)

Bedanya Wanita yang Sudah Menikah dengan yang belum Menikah

Rupa-rupa Diuk dina Basa Sunda