Lelaki Baik-baik

“Mas, capcay goreng satu yak. Pedesnya sedeng aja.” Setelah menepuk pundak masnya yang lebih besar ketimbang batang nangka itu, Saya duduk di pinggiran meja sambil ngemilin kerupuk.
10 menit kemudian dateng tuh orang bawa piring.
“Silakan mas bihun gorengnya.” Ucapnya sebentar lalu kemudian pergi ngegoreng lagi mantattin Saya.
Saya terdiam.
Terdiam dan terbujur. Bujur sangkar.
Kaku di hadapan bihun panas.
Perasaan tadi mesennya Capcay. Ini Saya yang salah ngomong apa kuping tukang masaknya kelilipan kulkas? Mau negur karena makanannya salah, tapi si masnya lagi sibuk banyak yang ngantri. Mau ikhlas dunia akherat, tapi da lagi kagak pengen bihun.
Apa jangan-jangan tadi emang Saya yang salah ngomong ya? Perasaan Saya nyebut capcay deh. Mau protes kok ya ora enak. Kasian juga kalau doi dipotong gaji sama bos gara-gara salah ngasi makanan. Padahal di sini statusnya Saya kan kagak salah ye, tapi kok untuk negur aja rasa-rasanya berat banget kaya Adele.
Huft, jadi cowok baik-baik emang ribet ya.
Dan sejenak kemudian gue kunyah itu bihun sambil terus inget-inget siapa yang salah di antara kita berdua. Kita sama-sama cowok. Sudah pasti 2-2nya salah.
****

Karena...
Yang pergi, akan menjadi kenangan.
Yang buruk, akan perlahan-lahan menjadi indah.
Yang meninggalkan, akan selalu dikenang.
Yang ditinggalkan, akan menemukan yang lebih indah.
Selamat jalan.
Untuk semuanya yang telah terjadi, dan yang sedang terjadi.
Dari segala bahagia, aku mengucap syukur.
Dari segala kehilangan, aku belajar bertafakur.
Di beberapa tanggal, mungkin aku sempat mengeluh. Namun di akhir cerita, aku mulai mengerti mengapa dulu itu semua harus terjadi.
Kepada yang dulu yang pernah dekat dan yang tidak menemani di akhir, kepada yang sempat digenggam namun meronta pergi, kepada yang berkata tinggal namun ternyata tanggal, kepada kumpulan luka, derita, dan bahagia yang sempat menjadi makna indahnya sebuah cerita, terima kasih untuk semuanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PIDATO TERAKHIR KETUA SEMA FPD UNMA (MUSYWA 2012)

Sejarah Desa Pilangsari Kec. Jatitujuh Majalengka

5 Kritik buat Film GGS ( Ganteng-ganteng Serigala)

Bedanya Wanita yang Sudah Menikah dengan yang belum Menikah

Rupa-rupa Diuk dina Basa Sunda