Aku Mengaku Kalah

Pada akhirnya aku harus mengaku kalah.
Tuhan lebih memilihnya ketimbang memilihku untuk mendampingimu.
Mungkin ia lebih bisa berbesar hati ketika kau marah– Tidak seperti aku.
Mungkin ia lebih bisa meredam semua tingkah laku nakalmu– Tidak seperti yang aku mampu.
Mungkin ia lebih bisa membuatmu berhenti singgah sebentar lalu pergi lagi– Tidak seperti ketika kau bersamaku dulu.
Pada akhirnya aku harus tetap mengaku kalah.
Satu-satunya pemenang di permainan ini adalah doaku yang dikabulkan Tuhan. Doa meminta kau bahagia. Doa meminta kau menjadi sosok pendamping yang jauh lebih baik dari kata sempurna.
Walau pada akhirnya aku harus tetap mengaku kalah, bahwa di hadapan Tuhan, aku bukanlah orang yang tepat untuk mendampingimu ketika kau mulai berubah menjadi sosok yang dulu sempat aku impikan.
Doaku tak hilang. Ia hanya dikabulkan Tuhan dalam wujud baru, sosok pendamping barumu. Bahagialah. Walau kau harus terima bahwa peluknya tak pernah sehangat pelukku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PIDATO TERAKHIR KETUA SEMA FPD UNMA (MUSYWA 2012)

Sejarah Desa Pilangsari Kec. Jatitujuh Majalengka

5 Kritik buat Film GGS ( Ganteng-ganteng Serigala)

Bedanya Wanita yang Sudah Menikah dengan yang belum Menikah

Rupa-rupa Diuk dina Basa Sunda