Surat Untuk Pak Presiden




Oleh : Hasanudin

Assalamualaikum Wr.Wb
Pak Presiden yang terhormat,
Kami tidak tahu dari mana harus memulai menulis sepucuk surat ini. Yang jelas ingin rasanya kami bertatap muka langsung dengan bapak, agar kami bisa mengungkapkan apa yang ada di pikiran kami. Oh iya pak, tadi pagi kami melihat berita di televisi katanya BBM jadi dinaikan. Kami tidak mengerti kenapa, apakah hanya ada opsi itu untuk menyelamatkan keuangan Negara? Apakah tidak ada jalan lain selain pilihan tersebut! Memang pak hitung-hitungan kami sederhana, matematika pun kami tak pandai. Tetapi menurut hemat kami itu hanya akan menambah beban penderitaan kami. Mulai dari naiknya harga kebutuhan pokok, uang jajan anak sekolah, biaya transportasi, baiaya listrik bulanan,dan kadang-kadang cicilan motor, tv, bahkan DVD.
Pak Presiden,
Mungkin harapan bapak dari naiknya harga BBM tersebut bisa dimanfaatkan untuk kompensasi kami, tapi pak! Kami malu, malu sama Negara tetangga dan yang paling dasar adalah malu kepada generasi penerus kami kalau kami harus berjejer antri mengemis bantuan dari bapak. Kami takut anak-anak kami mengartikan bahwa kami tidak mau bekerja keras dan hanya mengandalkan uluran tangan pemerintah. Kami takut akan hal itu pak! Mungkin bapak terlalu sibuk dengan pekerjaan bapak sehingga tidak bisa melihat bagaimana susahnya kami,panjangnya antrian kami hanya untuk mendapatkan beberapa lembar uang bergambar proklamator kita, itupun belum di potong sana-sini. Pak Presiden kalau bapa ada waktu tolonglah berkunjung melihat kami, tapi kami minta bapak datang sendiri jangan melibatkan anak buah bapak, karena kami takut kalau bapa datang dengan protokoler dan banyak orang di sekeliling bapak, kami dipaksa untuk mengatakan apa yang bukan isi hati kami.
Pak Presiden yang kami cintai,
Kalaupun bapa belum punya waktu untuk mengunjungi kami, sempatkanlah menonton televisi mungkin itu hanya bagian kecil penderitaan kami, tapi kami tetap tegar pak, kami percaya bahwa telinga bapak belum tuli, hati bapak belum buta, kami yakin bapak masih berdiri di depan kami. Sekali lagi kami tidak mengerti bagaimana harga minyak ditentukan, entah itu pesanan atau apalah namanya.
Terakhir pak, kami nitip pesan kepada rekan-rekan bapak yang juga wakil kami di DPR yang terhormat. Tolong bawa aspirasi kami anda duduk disana mewakili kami yang sedang sibuk, sibuk mengurusi ladang, sibuk berdagang dan kesibukan lainnya. Jangan sampai kami sendiri yang datang ke sana untuk menyampaikan suara kami, jangan sampai kami cabut hak anda sebagai wakil kami. Kami minta ma’af pak kalau dengan datangnya surat ini menggangu aktifitas bapak!

Wassalam….

Komentar

  1. titip salam jg sm bapak Presiden spy gaji anggota DPR diturunkan, krn klw diturunkan pasti bakalan ketahuan siapa yg brsungguh-sungguh mau mengemban amanat rakyat, mana yg hanya duduk sebagai anggota dewan hanya utk cari duit spy tambah kaya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nanti disalamkan kalau bertemu lagi.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PIDATO TERAKHIR KETUA SEMA FPD UNMA (MUSYWA 2012)

Sejarah Desa Pilangsari Kec. Jatitujuh Majalengka

5 Kritik buat Film GGS ( Ganteng-ganteng Serigala)

Bedanya Wanita yang Sudah Menikah dengan yang belum Menikah

Rupa-rupa Diuk dina Basa Sunda