RAJAGALUH - CIKARANG



Dulu, dulu banget sekitar empat tahun yang lalu ketika saya hendak merantau mencari kehidupan yang berbeda ke kota. Dikisahkan ada seorang tua yang kehilangan salah satu sepatunya ketika berusaha meng­injakkan kaki kirinya di tangga bus yang sudah melaju walau ia belum sepenuhnya berada di dalam kendaraan. Sepatu tersebut terjatuh ke jalan ketika pintu bus mulai tertutup. Si pak tua hanya bisa menghela nafas memandang sepatunya dari kejauhan.
Namun, dengan sikap tetap tenang, ia kemudian melepaskan sepatunya yang masih ada di kaki sebelah kanan dan melem­parkan sepatu tersebut keluar dari bus.
Tentu saja perbuatannya mengundang keheranan para penumpang bus lain. Termasuk saya yang duduk di sebelahnya bertanya, “Kenapa Bapak membuang sepatu yang sebelah lagi?”
Jawaban si pak tua? “Saya tak lagi membutuhkan sepatu yang hanya sebelah. Jadi, semoga siapapun yang menemu­kan kedua sepatu saya bisa memanfaatkannya.”
Pesan dari cerita ini adalah kesia-siaan mempertahankan sesuatu hanya karena kita ingin memilikinya walau sesungguhnya tak lagi bisa bermanfaat secara maksimal.
Memang, membuang sepatu yang masih ada di kaki awalnya terlihat sebuah kehilangan yang mengganggu. Tapi, bayangkan kesukaan yang kita berikan kepada orang yang menemukan sepasang sepatu tersebut. Sayang saya belum sempat bertanya siapa namanya. Bolehkah saya menjadi muridmu pa?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PIDATO TERAKHIR KETUA SEMA FPD UNMA (MUSYWA 2012)

Sejarah Desa Pilangsari Kec. Jatitujuh Majalengka

5 Kritik buat Film GGS ( Ganteng-ganteng Serigala)

Bedanya Wanita yang Sudah Menikah dengan yang belum Menikah

Rupa-rupa Diuk dina Basa Sunda