KISAH PENDEK PUKUL 4
Gila! Ini sudah jam 4 sore. Bisa-bisanya sedari larut kesepian tak henti berteriak "Horeee!"
Tepat pukul 4. Ia datang dengan cemberut di sekujur wajahnya membawakan seikat kenangan lama. Ia datang tak bernama. Ia pergi memondong luka. Haha. Waktu masih asyik bermain dengan alur skenarionya.
"Tanyakan saja pada jarum pendek yang bertengger di angka 4!" bentaknya, saat untuk yang ke 43 kalinya aku melemparkan pertanyaan yang sama. 'Kenapa kita berpisah?' masih berputar-putar di ujung-ujung kepalaku. Sepanjang waktu, hingga 'Kenapa kita berpisah?' menemukan pasangan jawaban yang jitu.
Kemudian di sebuah pukul 4, saat matahari senja mulai berarakan pulang ke kampungnya, ia datang membawa kenangan di tangan kanan, dan pisau berduri di tangan kiri. Aku masih sibuk menghitung kancing bajuku. Berharap aku tak lagi salah pilih seperti beberapa waktu yang lalu.
"Kutunggu jawabanmu sampai pukul 4.." kataku 6 tahun yang lalu. Dan hingga sebuah perayaan kecil ulang tahun ke 25 ku, jawaban itu belum ia setorkan pada gendang telingaku.
Komentar
Posting Komentar