Aku yang Salah

Untuk setiap waktu-waktu perih yang kau jalani sendiri.

Untuk setiap tangis yang tak kuseka lagi.

Untuk setiap langkahmu yang tak ditemani lagi.

Untuk setiap bahagia yang tak bisa dibagi berdua lagi.

Untuk setiap luka yang harus kau hadapi sendiri.

Untuk setiap saat-saat terpurukmu,

Aku yang Salah dan Aku juga yang Kalah, terlalu berani mencintaimu...

Sayang;
Aku minta maaf karena tak bisa menghadirkan bahagia yang lebih lama.

Sayang, sebarkan berita buruk tentangku. Karanglah cerita menyakitkan yang begitu pilu dan aku adalah pelaku utamanya. Ceritakan kejelekanku pada orang-orang terdekatmu. Ceritakan hal-hal jahat yang pernah tak sengaja kulakukan kepadamu. Sumpah serapahkan aku. Menangislah di pundak sahabatmu dan buat mereka ikut membenciku. Ceritakan itu semua, sayang. Ceritakan. Selama itu membuatmu mampu bangkit lagi setelah perpisahan ini; Aku rela.

Selama itu bisa membuat orang-orang jadi menemanimu dan kau tak harus menjalani hari-hari sendiri lagi, aku rela.

Dan Sayang;
Maaf,

Aku yang salah.

Tapi Aku ingin...

Bahkan ketika suatu hari nanti kau telah bahagia dan aku tiba-tiba datang mengajak berbicara, kau akan tetap mendengarkan.

Sambil sesekali berkata dalam hati,"Orang itu dulu yang bisa membuatku bahagia"

Aku Ingin...

Aku ingin membencimu, membenci semua kebahagiaan barumu itu kelak. Namun aku selalu berakhir dengan membenci diriku sendiri karena masih belum sepenuhnya mampu melepaskanmu.

Bagian yang paling sulit adalah ketika dipaksa untuk melepaskan tanpa punya hak untuk mempertahankan.

Aku tak menyangka akan jatuh cinta padamu sebesar ini. Aku jatuh cinta pada orang yang tak pernah kusangka sebelumnya. Aku tak menyangka kita sampai pada tahap ini.

Yang harus kau ingat...

Kau tetap tokoh favorite yang Tuhan berikan untukku meski nanti kau telah bertokoh di cerita orang lain.

Katakan pada ibumu aku baik-baik saja, tak usah khawatirkan aku. Meskipun sekarang kita tak lagi bersama, aku tetap mencintai keluargamu.