Hope

 




Hari ini, tepat 27 hari  yang lalu, saya tidak bertemu dengan perempuan trengginas bernama Kurnia Ilahi ini. 

Perpisahan  yang tentu saja menjadi babak besar dalam hidup saya. Berpisah (sementara) dengannya membuat saya yakin bahwa masa depan saya tak akan suram-suram amat.

Pada satu titik, ia memang perempuan yang sangat menjengkelkan.. Ia sering sekali mewanti-wanti saya agar hemat namun dirinya sendiri sering kalap dalam urusan belanja sandang dan pangan. Ia juga sering (lebih tepatnya, selalu).

Sekian bulan kami bersama, kami banyak berselisih paham, kami sering berdebat, saya tak pernah segan untuk membantahnya, begitu pula sebaliknya, dan yang pasti, selayaknya pasangan lainnya, kami kerap adu mulut (baik dalam arti yang sebenarnya maupun tidak).

Namun pada titik yang lain, ia juga perempuan yang begitu melegakan. Tak terhitung berapa banyak masalah besar yang kemudian terasa menjadi sepele belaka hanya karena saya merebahkan diri lalu memeluknya.

Memandang wajahnya saat ia terlelap benar-benar menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri. Ia memberi semacam kekuatan aneh, semacam penyemangat yang membuat saya yakin bisa menghadapi hari esok dengan lebih mantab dan berani.

Ada banyak impian yang ingin kami raih (lebih tepatnya saya sih). Kami ingin punya rumah sederhana tapi halamannya luas. 

Rumah yang bangunannya dibikin ala-ala rumah budayawan yang batu-batanya sengaja tidak diaci itu. Di rumah tersebut, kami ingin punya perpustakaan kecil dengan ruang belajar yang nyaman. 

Di rumah itu, kami ingin secara rutin bikin kelas dan diskusi tentang dunia kepenulisan. Secaradoi punya kelas les.

Kami juga ingin punya banyak uang, agar bisa membeli apa saja yang ditawarkan oleh para pedagang yang mampir ke rumah kami.

Kami ingin punya mobil dan berkeliling ke banyak tempat dan membagi-bagikan uang kepada siapa saja yang kami kehendaki selayaknya Helmy Yahya di acara reality show Uang Kaget itu.

Di kepala saya, ada banyak harapan indah yang, kalau dipikir-pikir, memang kelewat muluk dan mungkin tidak akan pernah terpikirkan sedikit pun.

Bersamanya, saya merasa, ada banyak sekali hal-hal besar yang terasa masuk akal untuk saya raih. Bersamanya, kebahagiaan terasa seperti udara, yang bisa saya temukan di mana saja. 

Bersamanya, ketakutan-ketakutan dalam hidup seakan berkurang, walau tentu saja tidak akan bisa hilang sepenuhnya, namun itu sudah lebih dari cukup.

 

Ah... hidup ini begitu indah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PIDATO TERAKHIR KETUA SEMA FPD UNMA (MUSYWA 2012)

Sejarah Desa Pilangsari Kec. Jatitujuh Majalengka

5 Kritik buat Film GGS ( Ganteng-ganteng Serigala)

Bedanya Wanita yang Sudah Menikah dengan yang belum Menikah

Rupa-rupa Diuk dina Basa Sunda