Bukan Untuk Kau Baca
Hei, apa
kabar? Aku rasa kau baik-baik saja, sesekali aku menengok dan kau tak lagi
menulis tentang kehilangan. Bagaimana harimu? Ingin sekali kutanyakan, namun
aku berusaha sedingin yang aku bisa di setiap sapaan.
Bukan karena sombong, juga bukan mengartikan pengganti barumu sudah membahagiakan aku, namun agar membunuh apa yang kembali hendak tumbuh di setiap kau menyapa walau sesaat.
Tak usah membahas tentang aku, aku baik-baik saja. Banyak orang baik yang datang setelah kau pergi, sama seperti Kisahmu, banyak sosok yang ingin menggantikan tempatku di hatimu.
Aku menulis bukan untuk kau baca, bukan untuk membuatmu merasa tersendir, namun kembali tapi, aku menulis untuk melakukan apa yang biasa aku lakukan ketika kau menyapa; membunuh rasa yang perlahan kembali ada.
Dengan menulis ini, aku kembali tersadar, kau telah pergi, dan aku telah merelakan.
Bukan karena sombong, juga bukan mengartikan pengganti barumu sudah membahagiakan aku, namun agar membunuh apa yang kembali hendak tumbuh di setiap kau menyapa walau sesaat.
Tak usah membahas tentang aku, aku baik-baik saja. Banyak orang baik yang datang setelah kau pergi, sama seperti Kisahmu, banyak sosok yang ingin menggantikan tempatku di hatimu.
Aku menulis bukan untuk kau baca, bukan untuk membuatmu merasa tersendir, namun kembali tapi, aku menulis untuk melakukan apa yang biasa aku lakukan ketika kau menyapa; membunuh rasa yang perlahan kembali ada.
Dengan menulis ini, aku kembali tersadar, kau telah pergi, dan aku telah merelakan.
Komentar
Posting Komentar