Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Bayangan Mantan

Gambar
“Tiada keadaan yang paling menggelisahkan selain keadaan saat terkenang bayangan mantan,” kata Fajar seraya menirukan intonasi sang khotib yang berbicara di mimbar. Waktunya pas, pas kebetulan Jum’atan. Fajar adalah temanku di kampus. Suka baper. Dan saking bapernya, melihat abang tukang ojek boncengan melintas di jalan raya samping kampus saja iri, lalu berujar ke teman-teman: abang gojek aja berpasangan, aku kapan ya . Selepas berkata demikian, dia langsung mengambil tisu di tasnya, pergi ke toilet dan mengusap air matanya di sana. “Lho kok bisa begitu?” Aku yang duduk di sampingnya kaget. Pikiran yang sedari tadi fokus pada khotib yang sedang menyalahkan dan mengkafirkan orang lain pecah. “Berani-beraninya kamu bikin fatwa tanpa minta restu dari MUI.” “Bayangan mantan itu lebih berbahaya, lebih mematikan ketimbang rokok”. Dia melanjutkan pernyataannya tanpa sedikitpun menghiraukan interupsiku. “Lho lho, sekarang kok malah nyambung ke masalah rokok. Awas kedengaran ak...

Berdamai Dengan Masa Lalu

Gambar
Saya tiba-tiba ingat percakapan beberapa bulan lalu, tepat di hari perdamaian dunia : “Mas, bagi sampean, arti perdamaian itu apa?” “Tumben kamu nanya begituan?” Pancing saya. “Ya mumpung sekarang hari perdamaian Mas, mari kita rayakan, biar kekinian.” Sebelum meladeninya lebih lanjut, saya seruput terlebih dahulu kopi Aroma robusta—kiriman teman dari Bandung tempo hari—yang masih kemepul menggoda. “Arti perdamaian?” Pancing saya sekali lagi. “Iya Mas! Makna perdamaian!” Sahutnya dengan berapi-api. “Bagi saya Cah, hidup ini baru benar-benar damai sentosa-sejahtera, kalau kita bisa berdamai dengan mantan-mantan. Itu aja sih,” Celetuk saya santai, sambil menghembuskan asap kretek tembakau yang baru saya linting semalam. Kawan saya, Cahyadi (bukan nama samaran), tertunduk diam-lemas selepas mendengar jawaban saya. Wajahnya pucat. Sorot matanya sayu-sendu. Saya berusaha tenang. Sebelum saya menanyakan apa yang terjadi, Cahyadi sudah terlebih dulu mengangkat kepalany...

Merawat Hati yang Cedera

Pernahkah kalian menghitung berapa lama seorang pemain sepak bola harus menepi dari segala macam aktivitas sepak bola akibat cedera? Pemain sepak bola terbiasa mengalami cedera. Apapun cedera dan penyebabnya. Kalau kalian pernah bermain virtual game seperti Football Manager (FM), kalian akan merasakan susahnya menjadi pelatih sepak bola. Apalagi kalau pemain kalian sedang cedera. Yang paling mengesalkan adalah, pemain andalan cedera dan harus menepi selama berbulan-bulan. Kalau di FM, kita bisa restart game kapanpun. Dan kita bisa menghindari pertandingan yang berujung pemain kita cedera. Lah kalau dalam sepak bola beneran, mana bisa kita “membatalkan” cedera yang menimpa pemain kita. Ketika pemain cedera, dibutuhkan waktu khusus untuk pemulihan. Biasanya disebut recovery . Singkatnya, pemain yang sembuh dari cedera belum bisa sepenuhnya pulih dari cedera. Pemain biasanya mengalami trauma. Pemain juga membutuhkan waktu khusus untuk berlatih bersama tim setelah sekia...

Di Persimpangan

Ini adalah kisah perihal penantian. Perihal siapa yang menunggu siapa, dan siapa yang ditunggu siapa. Perihal dipertemukan walau hanya sebentar, perihal dipertemukan hanya untuk sebatas kenal. Assalamualaikum ukhti dan Ikhwan.. Kali ini ketika lagi nganterin ponakan saya yang masih pada bau kencur dan menjelang menjadi cabe-cabean di sekolahnya itu, saya sempat melihat ada anak-anak SD lain yang tengah latihan SKJ ( Sukurin Kamu Jomblo Senam Kesehatan Jasmani) di tengah lapangan sekolah. Waktu jaman saya SD dulu, senam SKJ tuh selalu diiringi dengan OST lagu poco-poco, atau lagu senam jasmani yang syahdu. Sedangkan anak-anak jaman sekarang senam jasmaninya pake lagu JKT48 - Fortune Cookies. Pulangnya saya langsung download itu lagu. Ternyata lagunya catchy juga ya. Oke lupakan. Kisah di atas nggak ada hubungannya sama sekali dengan tema freeday kita  yang sekarang. Saya cuma lagi pengen curhat aja kalau saya punya lagu baru di playlist iphone.. Nah gaes, Jumat k...

Dibalik Setiap Kalimat "Aku gpp"

Kepada, seseorang yg fotonya pernah ada di setiap tempat special yg aku siapkan. Well.. Mungkin ini adalah surat fiksi ke-seribu kali yg aku tulis namun tak akan pernah kau baca. Tak apa, Ia memang tercipta seperti itu, atau lebih tepatnya seperti kisah kita kemarin, mungkin? Hahahaha maaf maaf, aku tak bermaksud membuatmu tersinggung lagi. Oke baiklah, Surat ini aku tulis bukan tanpa alasan juga, melainkan ada beberapa hal yg menggerakkan tanganku untuk kembali menuliskan namamu lagi di sini, ah tidak, aku tidak mungkin menuliskan namamu di sini.  Kau.. Kau.. Namamu terlalu indah sekaligus terlalu menyakitkan untuk ditulis di sini.  Malam ini aku akan menceritakan apa maksud dari setiap kata "Aku gpp" yg kau dapatkan ketika kau bertanya kepadaku setiap aku terdiam. Aku bukan bermaksud menjadi seseorang yg egois dan kekanak-kanakan karena memilih untuk tidak berbicara tentang perasan yg aku rasa, hanya saja aku tau jika aku bicara, itu mungkin akan menggangg...