Gosip Naiknya Harga Rokok
Sebagai bangsa yang lahir karena hoax, masyarakat kita terbiasa hidup dengan desas-desus. Mirip seperti gosip perselingkuhan Ayu Tingting dan Rafi Ahmad di Eropa beberapa waktu lalu: berawal dari bisik-bisik, Nagita Slavina yang jadi korbannya. Duh, dek… Hal itulah yang saat ini tengah saya rasakan belakangan. Sebagai salah satu orang yang cukup lama terlibat dalam bidang advokasi tembakau, banyak kawan menanyakan isu kenaikan harga rokok menjadi Rp 50.000 per bungkus. Kebanyakan dari mereka setengah percaya, tapi tidak sedikit juga yang meyakininya sepenuh hati. Ada yang menyikapinya heboh menuju frustasi, ada yang (belagak) selo namun tampak betul terbebani. Ada pula yang justru bersikap pongah dan menyepelekan isu tersebut. Macam-macam. Yah, namanya orang kan beda-beda. Masa kembar semua. Emangnya Teletubbies? Apalagi isu kenaikan harga rokok ini masih simpang siur, cukup dimaklumi jika banyak yang heboh. Konon, Pak, Bu, sebaik-baiknya perbuatan adalah mencegah oran...